Sabtu, 20 Februari 2010

BEBERAPA KONSEPSI TENTANG DRAMA ATAU TEATER

Dalam pertemuan teater 80” dirumuskan tema: (1) manusia sebagai modal utama teater dapat memanfaatkan lingkungan, (2) dipermasalahkan dengan sumbangan teater rakyat dan teater tradisional terhadap teater modern Indonesia, (3) dipermasalahkan kondisi teater Indonesia masakini. Tema pokok dari pertemuan ini adalah tentang konsep kerja atau kondep garapan teater Indonesia. Inilah beberapa konsep yg dikemukakan oleh dramawan-daramawan dalam hak kerja teater.
a. Rendra: ”kegagahan dalam kemiskinan; Teater modern Indonesia”. Konsepini menunjukan bahwa suasana kemiskinan ini, teater rendra tetap ingin menonjolkan kegagahannya. Pementasan-pementasan yang gagah(kegagahan, besar, meriah, dan bermutu) banyak dilaksanakanrendra. Kita tau bahwa”Panembahan Reso” menunjukan kegagahan teaterindonesia. Sekalipun dalam suasana ekonomi yang sulit, rendra berhasil mengantongi honorarium sebesar Rp. 80.000.000,- sesuatu honorarium terbesar bagi sebuah drama, juga dipentaskan lakon sepanjang tujuh jam, yg merupakan lakon terpanjang melebihi “HAMLET” yang hanya memakan waktu pentas 4jam. Kita patut kagum atas karya gagah”Panembahan Reso” yang kiranya tidak dapat dipisahkan dari”Macbeth” karya William Shakespeare, naskah yang cukup dikagumi dan sering kali dipentaskan sang dramawan.
b. Putu Widjaya: “jalan fikiran teater mandiri: bertolak dari yang ada”. Dalam konsepsinya, putu ingin bersikap realistis. Ia tidak ingin seperti burung merak dengan kegagahannya. Ia bertolak dari apa yang ada pada dalam diriteater mandiri yang dipimpinnya. Didalam skala nasional, teater Indonesia tidak muluk-muluk, tetapi bertolak dari apa yang ada.
c. Wahyu Sihombing: Dramawan ini lebih dikenal melalui film drama serial”Losmen” ditelevisi yang mampu mengambil hati penontonnya dari berbagai kalangan. Ia menyutradarai karya istrinya yang juga Pembina teater diTVRI dan dosen IKJ seperti halnya Wahyu Sihombing sendiri. konsepsinya adalah:”masalah sutradara adalah masalah penafsiran naskah dan casting”. Konsep penyutradaraan ini tampak tidak begitu menonjol. Akan tetapi kalau direnungkan kita dapat menerimanya. Kesalahan penafsiran naskah dan salah casting biasanya akan menyebabkan kegagalan yang fatal dalam pertunjukan drama.
d. N. Riantiarno: penulis berpandangan bahwa nano (panggilan karya-karya akrabnya), merupakan dramawan terbesar dalam decade 1980-an. Karya-karya cukup berlimpah. Meskipun tidak sok gagah seperti rendra, drama-dramanya dapat bertahan pentas di TIM selama sepuluh hari lebih. Suatu prestasi yang cukup hebat dalam sejarah pementasan drama di TIM, Rendra pun tidak mampu bertahan selama itu.
Konsepsinya nano: “kemarin atau nanti: teater tanpa selesai”.Dengan konsep ini, ia member nama teaternya dengan nama”teater koma”, maksudnyaadalah teater yang tidak pernah selesai. Sang dramawan berada dalam proses pencarian yang terus menerus. Peruses mencari kesemurnaan drama-dramanya, proses mencari identitas keseniannya, dan seterusnya, dan seterusnya.
(buku: drama dan pengajarannya)

1 komentar:

  1. ..ditunggu tukisan brikutnya dan met ULTAH BENGKEL SENI STIAMI yg ke-11 semoga sukses selalu...

    BalasHapus